BOLINGGO.CO – Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Manajemen Spektrum Asia Pasifik ke-10 tahun 2024 yang akan berlangsung selama dua hari, pada tanggal 23 hingga 24 April 2024 di Jakarta Pusat. Acara ini akan dihadiri oleh perwakilan dari berbagai negara dan perusahaan telekomunikasi yang akan membahas berbagai isu terkait pengelolaan spektrum frekuensi di kawasan Asia Pasifik.
Menurut Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail, konferensi ini akan membahas sejumlah masalah terkait spektrum frekuensi, termasuk mobile broadband, 5G, 6G, WiFi, satelit, dan isu-isu terkait kebencanaan.
“Konferensi ini yang akan membahas isu-isu krusial terkait manajemen spektrum, termasuk dampaknya pada broadband seluler seperti 5G-6G, isu satelit, studi kasus roadmap spektrum dari beberapa negara serta tantangan untuk ekosistem teknologi masa depan,” jelasnya di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024).
Menurut Dirjen Ismail, Asia Pacific Spectrum Management Conference tahun ini juga istimewa karena merupakan konferensi pertama yang mengikuti World Radiocommunication Conference 2023 di Dubai, Uni Emirat Arab pada akhir tahun sebelumnya.
“Tahun ini tahun yang spesial buat konferensi ini karena baru selesai dilakukan WRC Conference yang merupakan forum atau conference terbesar di dunia untuk membahas tentang manajemen spektrum frekuensi,” kata Ismail.
Rektor Telkom University, Adiwijaya, menjelaskan bahwa konferensi internasional ini dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah, industri, akademia, dan masyarakat internasional yang berbagi ide-ide terbaik mereka.
“Sangat prestisius dan jarang bergulir ke Indonesia, apalagi pasca WRC-23 karena setiap orang menunggu perubahan dan aksi apa di tingkat Internasional untuk melaksanakan hasil WRC-23,” ujarnya.
Menurut Rektor Telkom University, penyelenggaraan APSMC 2024 memberikan manfaat yang sangat besar, terutama bagi Indonesia yang tengah mengalami transformasi digital sesuai dengan Visi Digital Indonesia 2045. Oleh karena itu, Indonesia perlu aktif mengambil peran dan mengambil manfaat dari konferensi ini untuk mewujudkan Visi Digital Indonesia 2045.
Konferensi ini merupakan hasil kerja sama antara Forum Global, International Telecommunications Union (ITU), dan Asia-Pacific Telecommunity (APT), yang dihadiri oleh lebih dari 230 peserta, termasuk 140 peserta dari luar negeri. Kegiatan ini diperkirakan akan dihadiri oleh wakil dari setidaknya 30 negara.
“Bagi Indonesia, hal ini dapat membantu memajukan teknologi komunikasi di Indonesia dan mematangkan rencana roadmap ICT di Indonesia,” kata Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo Denny Setiawan.
Denny Setiawan, selaku Direktur, berharap bahwa melalui konferensi ini, Indonesia dapat memperoleh pengetahuan tentang berbagai teknologi telekomunikasi terkini serta cara-cara untuk mengatur penggunaannya.
“Ada teknologi yang langsung handphone dari satelit misalnya, ini juga kita harus lihat apakah itu ancaman atau peluang, bagaimana kita melihat itu dari sisi kompetisinya, bagaimana dari manfaatnya, sehingga ketika teknologi itu datang, kita sudah siap,” ujarnya. (*)