PROBOLINGGO,- Ketua Garda Bangsa Kabupaten Probolinggo, Muhammad Badrul Kamal, melakukan audiensi strategis bersama Mitratani27, Rabu (18/6/2025), di Kafe Tumilir, Kecamatan Gending.
Pertemuan tersebut membahas potensi kemitraan dalam budidaya edamame dan okra, dua komoditas hortikultura yang kini banyak diburu pasar ekspor.
Dalam pernyataannya, ia menegaskan komitmennya untuk melibatkan pemuda, terutama kader Garda Bangsa di tingkat desa dan kecamatan, dalam pengembangan pertanian modern berbasis ekspor.
“Sudah saatnya anak muda mengambil peran nyata di sektor pertanian. Kami ingin mematahkan stigma bahwa bertani itu kuno. Faktanya, edamame dan okra ini punya nilai ekonomi tinggi dan bisa jadi sumber penghasilan utama,” ujar Kamal.
Edamame, atau kedelai muda, dikenal luas di pasar Jepang dan Korea sebagai camilan sehat maupun sayur beku. Sementara okra, atau yang sering disebut “lady finger”, semakin diminati pasar Eropa dan Timur Tengah karena kaya nutrisi, terutama serat dan antioksidan.
Dalam kesempatan yang sama, Yandrofi selaku Manager Wilayah Probolinggo Mitratani27, menyambut baik langkah kolaboratif ini.
“Kami dari Mitratani27 siap mendampingi penuh. Bukan hanya menyediakan bibit unggul dan pelatihan, tapi juga menjamin hasil panen diserap melalui sistem offtaker kami. Kami ingin anak muda di Probolinggo jadi pemain utama dalam rantai pasok pertanian ekspor,” tegasnya.
Audiensi ini dihadiri sejumlah perwakilan pemuda, pelaku UMKM, dan jaringan petani muda. Diskusi berlangsung produktif, membahas berbagai aspek teknis mulai dari akses permodalan, strategi tanam, hingga pemasaran pasca panen.
Manfaat Edamame dan Okra
Edamame kaya protein nabati, serat, dan isoflavon yang baik untuk kesehatan jantung, mengontrol gula darah, serta cocok untuk diet rendah kalori. Sementara okra membantu menjaga pencernaan, menurunkan kolesterol, serta memiliki sifat anti-diabetes dan antioksidan tinggi.
Dengan melihat potensi tersebut, Kamal menegaskan akan segera membentuk kelompok tani muda binaan Garda Bangsa di berbagai wilayah Probolinggo.
“Ini bukan sekadar wacana. Kita sudah siapkan pilot project. Kita ingin jadikan pertanian sebagai masa depan, bukan masa lalu,” tegasnya.
Langkah kolaboratif antara organisasi pemuda dan pelaku agribisnis nasional ini diharapkan mampu membuka babak baru bagi kebangkitan ekonomi desa, dengan pemuda sebagai motor utama perubahan.
