BOLINGGO.CO – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla, mengatakan bahwa kejadian pengusaha “Ali Baba” pada tahun 1950-an tidak akan terjadi lagi dalam pengelolaan tambang oleh organisasi keagamaan. Dia menegaskan bahwa pihaknya telah mendirikan perusahaan terbatas (PT) khusus untuk mengelola tambang tersebut.
Ulil menyatakan bahwa seperti yang dikemukakan oleh Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, mereka bersedia menerima izin tambang dan akan menjalankannya sesuai dengan regulasi negara. Dia mengakui bahwa ada keraguan di kalangan masyarakat terkait keterlibatan pengusaha Ali Baba dalam proyek tersebut.
“Ali Baba itu dulu fenomena bisnis pada tahun 50-an. Jadi pemerintah memberikan konsesi kepada orang Islam namanya Ali, tapi yang mengharap konsesi itu adalah China-china namanya Baba, Ali Baba,” kata Ulil, dikutip dari detikfinance, Kamis (27/6/2024).
Ia menyatakan bahwa regulasi di sektor tambang sangat ketat. Ulil meyakini bahwa praktik bisnis mirip Ali Baba, yaitu memberikan konsesi kepada pihak lain, tidak akan terjadi karena NU telah mendirikan PT.
“Tidak akan terjadi apa namanya, fenomena pengusaha Ali Baba itu, artinya NU hanya terima konsesi saja, kemudian konsesi itu dijual kepada pengusaha lain, itu tidak akan terjadi. Sudah kami pastikan, karena NU sekarang sudah mendirikan PT khusus yang diberikan tugas untuk mengelola pertambangan ini,” ujarnya.
“Dan ini menurut saya juga bagus karena memberikan kesempatan kepada ormas-ormas keagamaan untuk belajar. Karena bagaimanapun ini kan butuh belajar juga. Pemain-pemain besar itu kan dulunya juga tidak ujug-ujug besar juga. Mereka kan mulai dari kecil, belajar kemudian jadi besar,” tambahnya. (*)