BOLINGGO.CO – Forum Mahasiswa Ushuluddin se-Indonesia (Formadina) menggelar Live in Ahmadiyah yang bertempat di Markas Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), Bogor, Jawa Barat, pada Senin-Rabu, 17-19 Februari 2025. Acara yang bertema “Belajar Lebih Dekat Bersama Ahmadiyah” ini diikuti oleh 50 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Kegiatan Live in Ahmadiyah ini merupakan bentuk komitmen Formadina dalam memupuk nilai-nilai toleransi di tengah masyarakat. Presiden Nasional Formadina, Kirwan, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah Formadina untuk menjadi laboratorium toleransi.
“Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk komitmen kami dalam upaya memupuk nilai-nilai toleransi di kalangan mahasiswa. Alhamdulillah, kegiatan ini mendapatkan atensi luar biasa dari mahasiswa. Lebih dari itu, kami ingin Formadina menjadi organisasi mahasiswa yang dapat dijadikan rujukan dalam menumbuhkan sikap toleransi,” ungkap Kirwan di Markas Ahmadiyah, Bogor, Rabu (19/2/2025).
Selain itu, alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut menilai bahwa Ahmadiyah sebagai komunitas keagamaan menjadi penting untuk dikunjungi, mengingat Ahmadiyah sering menjadi sasaran diskriminasi dan persekusi. Ia menegaskan bahwa masyarakat harus semakin sadar akan pentingnya toleransi dan menerima perbedaan, sebagaimana dijamin dalam undang-undang.
“Kami tentu menyayangkan sikap sebagian kelompok masyarakat yang melakukan tindakan diskriminasi terhadap komunitas Ahmadiyah. Kami ingin mengingatkan bahwa perbedaan dalam negara kita adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itu, kita harus lebih menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Sebagai organisasi mahasiswa yang memiliki komitmen dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi, Forum Mahasiswa Ushuluddin se-Indonesia berjanji untuk berpihak pada mereka yang mengalami diskriminasi. Formadina juga akan melakukan kajian-kajian guna meningkatkan kesadaran mahasiswa Ushuluddin agar menjadi individu yang toleran dan cinta perdamaian.
“Formadina, sesuai dengan ide dasar pembentukannya, akan selalu berada di pihak mereka yang terdiskriminasi. Kami berkomitmen untuk menanamkan kesadaran kepada mahasiswa Ushuluddin agar dapat menjadi bagian dari masyarakat yang toleran dan cinta perdamaian, sehingga praktik diskriminasi dapat dihapuskan di negara kita tercinta ini,” tutup Kirwan.
Kehadiran Forum Mahasiswa Ushuluddin se-Indonesia di Markas Ahmadiyah disambut dengan baik oleh pimpinan organisasi tersebut. Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia mengucapkan terima kasih atas kunjungan ini dan menyatakan kesiapannya untuk menjadi mitra bagi organisasi mana pun dalam upaya menciptakan perdamaian di Indonesia.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Formadina yang telah datang dan melaksanakan kegiatan di tempat kami. Kami sangat terbuka terhadap kelompok atau organisasi mana pun. Kami juga bersedia apabila ada organisasi atau lembaga yang ingin belajar dan mengenal lebih dekat tentang kami, sehingga kita bisa bersama-sama menciptakan perdamaian dan toleransi di Indonesia,” ungkapnya.