SURABAYA – Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Timur pada November 2024 mengalami penurunan sebesar 0,83 poin dibandingkan Oktober 2024. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Zulkipli.
“TPK Hotel Bintang pada November 2024 tercatat sebesar 57,24 persen, turun 0,83 poin dibandingkan Oktober 2024,” ujar Zulkipli, dikutip Senin (6/1/2025).
Ia menjelaskan bahwa data perkembangan TPK Hotel Bintang dari 2022 hingga 2024 menunjukkan tren penurunan. Pada 2022, TPK Hotel Bintang tercatat sebesar 57,72 persen, turun menjadi 57,59 persen pada 2023, dan kembali turun menjadi 57,24 persen pada 2024.
“TPK menurut klasifikasi di Jawa Timur pada November 2024, yaitu TPK Hotel Bintang sebesar 57,24 persen dan TPK Hotel Non Bintang sebesar 22,66 persen. Total keseluruhan mencapai 42,74 persen,” terang Zulkipli.
Secara Month to Month (MtoM), TPK Hotel Bintang pada November 2024 mengalami penurunan sebesar 0,83 poin dibandingkan Oktober 2024. Sementara secara Year on Year (YoY), TPK Hotel Bintang menurun sebesar 0,35 poin dibandingkan November 2023.
Untuk TPK Hotel Non Bintang, Zulkipli menyebut angka pada November 2024 mencapai 22,66 persen. TPK ini juga mengalami penurunan sebesar 0,44 poin secara MtoM dibandingkan Oktober 2024, dan turun 1,96 poin secara YoY dibandingkan November 2023.
“TPK gabungan dari Hotel Bintang dan Non Bintang mencapai 42,74 persen. Secara MtoM pada November 2024, TPK gabungan turun sebesar 0,82 poin dibandingkan Oktober 2024. Namun, secara YoY pada November 2024 naik sebesar 1,58 poin dibandingkan November 2023,” jelas Zulkipli.
Zulkipli juga mengungkapkan perubahan TPK di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur selama periode Oktober hingga November 2024. Kabupaten Bangkalan mencatat peningkatan TPK tertinggi sebesar 10,64 poin, diikuti Kabupaten Magetan sebesar 2,69 poin, dan Kabupaten Probolinggo sebesar 1,92 poin.
Sebaliknya, penurunan TPK terdalam terjadi di Kabupaten Bojonegoro dengan penurunan sebesar -6,60 poin, diikuti Kabupaten Tulungagung dengan -4,96 poin, dan Kabupaten Jombang dengan -4,66 poin.
Data ini menunjukkan adanya variasi tren TPK di berbagai wilayah Jawa Timur, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk daya tarik wisata, tingkat kunjungan, dan dinamika sektor perhotelan.(*)