PROBOLINGGO – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sultan Bachtiar Najamudin mengusulkan agar masyarakat turut berpartisipasi melalui sumbangan atau patungan untuk menyukseskan program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Pernyataan ini menuai banyak tanggapan, termasuk kritik tajam dari pegiat media sosial dan warganet.
Melansir dari Fajar.co.id, Senin (20/1/2025). Salah satu pegiat media sosial Yani Arsim, yang mengunggah video pernyataan Sultan di akun X miliknya. Dalam keterangannya, Yani menyoroti usulan Sultan yang dianggap tidak sejalan dengan konsep “gratis.”
“Keterangan @DPDRI Sultan Bachtiar Najamudin usul agar rakyat memberi sumbangan untuk makan bergizi gratis/MBG,” tulis Yani di akunnya. Ia menambahkan, “Artinya bukan makan gratis lagi dong.”
Yani menyarankan agar program tersebut didanai dengan cara lain, misalnya melalui pemotongan gaji pejabat negara. “Mending gaji DPR RI aja dipotong,” tulisnya.
Kritik Warganet
Postingan tersebut memicu berbagai reaksi dari warganet. Banyak yang menyayangkan usulan tersebut dan menyarankan agar pejabat lebih dahulu memangkas fasilitas dan tunjangan mereka.
“Untuk program makan gratis, mending pemerintah angkat bendera putih, nyerah. Itu kan program yang ditawarkan saat kampanye. Rakyat sudah susah, masih dibebani sumbangan. Gaji lo gede woy, potong aja gaji kalian,” tulis seorang warganet.
“Setuju, usul saja: – tunjangan kehormatan dihapus, – gaji anggota DPR dipotong 50%, – tunjangan rumah dinas dihapus, – tunjangan jabatan dihapus, – tunjangan beras dihapus, – bantuan listrik & telp dihapus,” imbuh komentar lain.
Pernyataan Sultan
Usulan ini pertama kali disampaikan Sultan kepada sejumlah awak media di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, pada Selasa (14/1/2025).
Menurutnya, program MBG merupakan upaya pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, ia menilai anggaran negara tidak sepenuhnya mencukupi untuk mendanai program tersebut.
“Hanya saja kan kita tahu semua bahwa anggaran kita juga tentu tidak akan semua dipakai untuk makan gizi gratis,” ujarnya.
Sultan berargumen bahwa budaya gotong royong masyarakat Indonesia dapat dimanfaatkan untuk menyukseskan program ini. Ia mencontohkan, dana zakat yang besar bisa diarahkan untuk mendukung MBG.
“Kenapa enggak ya zakat kita yang luar biasa besarnya juga kita mau libatkan ke sana, itu salah satu contoh,” ucap Sultan.
Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah meminta dukungan dari negara lain. Beberapa negara, seperti Jepang, disebut sudah memberikan dukungan untuk program ini.
“Saya pun sudah menyampaikan kepada beberapa duta besar. Saya sampaikan, tolong dong kami punya negara ini, negara kami punya program andalan yang namanya makan bergizi gratis. Tolong juga kalau negara-negara luar ingin berkontribusi. Nah, ternyata kemarin juga kita senang Jepang sudah mulai ikut support kita,” ujar Sultan.
Namun, usulan ini tetap menuai pro dan kontra, terutama karena dianggap membebani masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang sulit.