Scroll untuk baca artikel
banner 728x90
banner 728x90
banner 728x90
Lokal Pride

Tradisi Totta’an, Mengungkapkan Rasa Syukur Petani di Probolinggo

×

Tradisi Totta’an, Mengungkapkan Rasa Syukur Petani di Probolinggo

Sebarkan artikel ini
Tradisi Totta’an, Ritual melepaskan puluhan hingga ribuan burung merpati secara bersama-sama dari sangkarnya./ Foto: Ilustrasi

BOLINGGO.CO – Probolinggo adalah salah satu Kota kecil di Jawa Timur, yang menyimpan sebuah tradisi unik yang disebut Totta’an, Totta’an sendiri berasal dari bahasa Madura atau bahasa Pendalungan Probolinggo yang berarti “menumpahkan”. Tradisi ini merupakan ungkapan syukur para petani atas hasil panen yang melimpah, khususnya dari tanaman padi yang dominan di daerah tersebut.

Asal Usul Tradisi Totta’an

Tradisi Totta’an biasanya dilakukan di daerah Kelurahan Sumberwetan, Kecamatan Kedupok, Kota Probolinggo. Petani-petani di sini mengadakan tradisi ini sebelum memanen tanaman padi yang telah cukup umur. Ritual ini dimulai dengan melepaskan puluhan hingga ribuan burung merpati secara bersama-sama dari sangkarnya. Burung-burung ini telah dilatih khusus dan diberi tanda warna agar dapat dikenali, dan menariknya, setelah dilepaskan, mereka akan kembali ke sangkar mereka masing-masing.

Simbolisme dan Makna Tradisi

Totta’an tidak sekadar seremoni visual. Dibalik praktik ini terdapat makna mendalam tentang keterhubungan manusia dengan alam dan kepercayaan akan keberhasilan panen yang melimpah. Burung merpati yang dilepaskan dianggap sebagai simbol harapan akan kelimpahan hasil panen dan kesuburan tanah. Para petani meyakini bahwa dengan melepaskan burung-burung ini, mereka mengundang berkah dan melimpahnya rejeki dari Tuhan.

Baca Juga:  Selamatan Kirab Jodang di Desa Krejengan Probolinggo Masih Menjadi Tradisi

Keunikan Tradisi dan Dampaknya

Keunikan Tradisi Totta’an tidak hanya terletak pada ritualnya, tetapi juga pada kelestarian budaya lokal yang dijaga dengan penuh kebanggaan oleh masyarakat Probolinggo. Meskipun tidak banyak daerah yang masih melestarikan tradisi ini, Kelurahan Sumberwetan menjadi penjaga keaslian budaya ini dengan tetap melaksanakannya setiap kali musim panen tiba.

Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan, tetapi juga mencerminkan hubungan erat antara manusia dan alam, serta kepercayaan akan keberlimpahan hasil pertanian. Dengan melestarikan Tradisi Totta’an, masyarakat Probolinggo tidak hanya mempertahankan akar budaya mereka, tetapi juga menjaga semangat kebersamaan dan syukur atas hasil jerih payah mereka.

Kondisi Pertanian di Probolinggo

Probolinggo dikenal dengan lahan pertaniannya yang luas, terutama untuk tanaman padi. Namun, selain padi, tanaman seperti bawang, jagung, cabai, tomat dan tembakau juga sering ditemui di daerah persawahan Probolinggo, menambah keberagaman hasil pertaniannya.

Dengan demikian, Tradisi Totta’an bukan hanya sekadar seremoni tradisional, tetapi juga cerminan dari kekayaan budaya dan alam di daerah Probolinggo. Keterlibatan masyarakat dalam menjaga dan melestarikan tradisi ini menjadi langkah penting dalam melestarikan warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.