banner 728x90
banner 728x90
Nasional

Presiden Canangkan Tanggul Laut Raksasa, Siap Hadapi Rob dan Iklim Ekstrem di Pantai Utara Jawa

×

Presiden Canangkan Tanggul Laut Raksasa, Siap Hadapi Rob dan Iklim Ekstrem di Pantai Utara Jawa

Sebarkan artikel ini
Presiden Prabowo menghadiri Konferensi Internasional Infrastruktur 2025 di Jakarta Convention Center (JCC)./ BPMI Setpres

JAKARTA,- Presiden Prabowo menegaskan komitmen pemerintah untuk segera memulai pembangunan proyek strategis nasional Giant Sea Wall atau Tanggul Laut Pantai Utara Jawa.

Ia menyebut proyek ini sebagai infrastruktur vital demi melindungi kawasan utara Pulau Jawa dari ancaman rob dan perubahan iklim ekstrem.

“Saya ingin emphasize, saya ingin garisbawahi salah satu proyek infrastruktur yang sangat strategis, sangat vital bagi kita merupakan suatu mega project tapi harus kita laksanakan adalah Giant Sea Wall, Tanggul Laut Pantai Utara Jawa,” ujar Prabowo di Konferensi Internasional Infrastruktur 2025 di JCC, Kamis (12/6/2025).

Proyek ini telah dirancang sejak 1995 dan akan membentang sejauh 500 kilometer dari Banten hingga Gresik, dengan estimasi biaya mencapai 80 miliar dolar AS. Tahap awal pembangunan di Teluk Jakarta diperkirakan membutuhkan waktu 8 hingga 10 tahun.

“Kalau sampai ke Jawa Timur mungkin membutuhkan waktu 20 tahun, 15 sampai 20 tahun. Tidak ada masalah. Ada pepatah kuno: perjalanan 1000 km dimulai oleh satu langkah. Kita akan segera mulai itu,” tegasnya.

Baca Juga:  AirAsia Dinobatkan Sebagai Maskapai Berbiaya Hemat Terbaik Dunia 2025

Untuk mengawal proyek, Presiden akan membentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa dan meminta sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.

Ia mencontohkan pendanaan tahap awal di Teluk Jakarta sebesar 8–10 miliar dolar dapat ditanggung bersama oleh pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta.

“Saya bilang, DKI harus urunan, Pemerintah Pusat urunan. Jadi kalau 8 miliar dolar katakanlah 8 tahun berarti 1 miliar dolar, 1 tahun. Menteri Keuangan sudah kelihatan tegang melihat. Tenang Bu, DKI nyumbang. Jadi DKI setengah, Pemerintah Pusat setengah,” kata Prabowo.

Ia juga membuka peluang kerja sama internasional, meski menegaskan proyek tetap dimulai dengan kekuatan nasional.

“Kita terbuka perusahaan-perusahaan dari Tiongkok, dari Jepang, dari Korea, dari Eropa, dari Timur Tengah yang mau ikut silakan. Tapi kita tidak tunggu, kita akan gunakan kekuatan kita sendiri,” pungkasnya.