banner 728x90
banner 728x90
Kabar Pro

Bukan Soal Uang, Eks Buruh PT Kertas Leces Gugat Menteri Keuangan Demi Harga Diri

×

Bukan Soal Uang, Eks Buruh PT Kertas Leces Gugat Menteri Keuangan Demi Harga Diri

Sebarkan artikel ini
Gerbang pabrik PT Kertas Leces./ Foto: bolinggo.co

PROBOLINGGO,- Setelah 13 tahun menunggu keadilan, ribuan mantan buruh PT Kertas Leces akhirnya memutuskan untuk melawan lewat jalur hukum. Mereka resmi menggugat Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).

Nilai gugatannya mengejutkan hanya Rp1.900. Namun di balik angka kecil itu tersimpan makna besar satu rupiah untuk setiap buruh yang merasa dikhianati oleh negara.

Scrol Kebawah Untuk Baca
banner 728x90
ADVERTORIMENT

“Ini bukan soal uang. Ini soal harga diri dan tanggung jawab negara terhadap rakyat pekerja,” ujar perwakilan Paguyuban Aliansi Karyawan Bersatu PT Kertas Leces, di Jakarta, dikutip Senin (27/10/2025).

Tiga Belas Tahun Penantian Tanpa Kepastian

Sejak PT Kertas Leces dinyatakan pailit lebih dari satu dekade lalu, sekitar 1.900 karyawan belum menerima gaji dan pesangon mereka yang totalnya mencapai Rp145,9 miliar.

Padahal, sebagian aset perusahaan disebut sudah masuk dalam boedel pailit dan siap digunakan untuk pembayaran hak-hak buruh.

Namun, proses penyelesaiannya tersendat lantaran Kementerian Keuangan belum menyerahkan sertifikat tanah seluas 74 hektare kepada kurator. Tanah itu menjadi salah satu aset penting untuk pelunasan kewajiban kepada para pekerja.

Baca Juga:  Viral! Menu Makan Bergizi Gratis di Probolinggo Ditemukan Ulat

Langkah hukum ini pun menjadi bentuk sindiran keras terhadap lambannya negara menunaikan janji kepada rakyat kecil.

“Rp1.900 itu bukan angka sembarangan, tapi bentuk perlawanan moral. Kami hanya ingin negara hadir untuk menegakkan keadilan,” kata seorang mantan karyawan.

Dari Kebanggaan Jadi Luka Kolektif

PT Kertas Leces bukan perusahaan biasa. Didirikan sejak masa kolonial Belanda, perusahaan ini dulu dikenal sebagai ikon industri pulp dan kertas nasional.

Namun kejayaan itu runtuh akibat salah urus dan tumpukan utang, hingga akhirnya dinyatakan pailit pada awal 2010-an.

Kini, nama Leces lebih sering disebut dalam konteks perjuangan buruh sebuah simbol tentang bagaimana pekerja yang pernah membangun kejayaan industri, justru dibiarkan menunggu haknya selama bertahun-tahun.

Keadilan yang Tak Bisa Dinilai Uang

Gugatan bernilai Rp1.900 ini menjadi bentuk kritik paling tajam terhadap negara. Bukan untuk mencari keuntungan, tapi untuk menagih tanggung jawab dan mengingatkan bahwa keadilan tak selalu dihitung dengan nominal.

Perlawanan para mantan buruh PT Kertas Leces ini membuktikan, harga diri pekerja jauh lebih mahal daripada rupiah yang mereka gugat.***