JAKARTA,- Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menekankan pentingnya mahasiswa Hubungan Internasional (HI) memahami dinamika global yang terus berubah.
Hal itu ia sampaikan saat membuka Binus International Relations Festival (Birfest) 2025 bertema “The Age of Recalibration: Connecting Youth Across Borders” di Kampus Binus Anggrek, Jakarta.
Bima mengajak mahasiswa untuk membaca tanda zaman dan melihat berbagai pilihan hidup melalui perspektif yang luas. Ia mengutip teori klasik dalam studi HI, World Politics: The Menu for Choice, yang menggambarkan dunia sebagai kumpulan pilihan yang dipengaruhi informasi dan ideologi seseorang.
“Dunia menawarkan banyak skenario. Pilihan kita ditentukan oleh informasi dan cara pandang yang kita miliki,” ujarnya, dikutip pada Sabtu (22/11/2025).
Dalam paparannya, Bima menyoroti bagaimana perubahan geopolitik global menciptakan aktor-aktor baru yang memengaruhi arah politik dunia.
Ia mencontohkan terpilihnya Zohran Mamdani sebagai Wali Kota New York dan Rob Jetten sebagai Perdana Menteri Belanda termuda, yang menurutnya menunjukkan bahwa pemilih kini lebih fokus pada program konkret daripada sekadar identitas kandidat.
Terkait situasi dalam negeri, Bima mengingatkan bahwa Indonesia memasuki masa penting dua dekade mendatang dalam memanfaatkan bonus demografi.
“Kalau kita bisa keluar dari jebakan kelas menengah, dua puluh tahun lagi Indonesia bisa menjadi negara maju,” tegasnya.
Ia juga memperkenalkan kembali sejumlah konsep penting HI seperti two-level games dan prisoner’s dilemma, yang menurutnya membantu mahasiswa berpikir lebih sistematis dan memahami strategi aktor internasional.
Menutup pemaparannya, Bima menekankan pentingnya jejaring positif dan pergaulan yang sehat. Ia mendorong mahasiswa untuk aktif, berwawasan global, dan tetap berpegang pada nilai-nilai nasionalisme.***















