BOLINGGODOTCO,- Rupiah kembali tertekan di awal pekan ini. Pada penutupan perdagangan Selasa (19/8/2025), nilai tukar rupiah melemah 0,50% ke posisi Rp16.235 per dolar Amerika Serikat (AS), menurut data Refinitiv. Pelemahan ini melanjutkan tren depresiasi setelah Jumat (15/8) lalu rupiah juga terkoreksi 0,30%.
Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) tercatat berada di level 98,03 pada pukul 15.00 WIB, turun tipis 0,14%. Meski demikian, pelemahan rupiah hari ini dinilai masih merupakan dampak dari penguatan dolar pada perdagangan sebelumnya. Senin (18/8), saat pasar Indonesia libur cuti bersama HUT RI ke-80, DXY menguat 0,32%.
Analis menilai pelemahan rupiah tidak lepas dari sikap wait and see investor jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar Rabu (20/8). BI diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuan, setelah pada pertemuan Juli lalu menurunkannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%. Itu menjadi pemangkasan ketiga sepanjang 2025.
Faktor eksternal juga ikut memengaruhi. Sentimen dolar AS menguat usai Presiden AS Donald Trump bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Senin malam. Pertemuan itu menegaskan komitmen Washington dalam mendukung keamanan Ukraina di tengah konflik dengan Rusia.
“Pasar saat ini cenderung berhati-hati. Dolar AS sedang dominan atas mata uang lain, sementara sentimen risk-on masih membayangi,” kata analis pasar independen asal Auckland, Tina Teng, dikutip Reuters.
Selain menanti keputusan BI, pelaku pasar global juga menunggu sinyal dari simposium tahunan The Federal Reserve di Jackson Hole pekan ini. Pidato Ketua The Fed Jerome Powell akan menjadi sorotan karena bisa memberikan arah kebijakan moneter AS ke depan, yang berpotensi memengaruhi pasar keuangan global, termasuk rupiah.