banner 728x90
banner 728x90
Nasional

PBNU Tempuh Jalur Hukum, Kecam Tayangan Trans7 yang Lecehkan Kiai dan Pesantren

×

PBNU Tempuh Jalur Hukum, Kecam Tayangan Trans7 yang Lecehkan Kiai dan Pesantren

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf.

JAKARTA,- Gelombang kemarahan publik merebak setelah potongan video program Xpose yang ditayangkan Trans7 viral di media sosial. Tayangan tersebut dinilai melecehkan martabat kiai dan merendahkan nilai-nilai luhur pesantren.

Dalam cuplikan yang beredar, narasi suara dalam video menyebut santri rela “ngesot” demi menyalami dan memberikan amplop kepada kiai, bahkan menyindir bahwa kiai yang sudah kaya seharusnya justru memberi amplop kepada santri.

Scrol Kebawah Untuk Baca
banner 728x90
ADVERTORIMENT

Ucapan ini memicu reaksi keras, terutama dari kalangan Nahdliyin dan masyarakat pesantren.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menilai tayangan itu telah secara terang-terangan menghina simbol-simbol yang dimuliakan oleh pesantren.

“Tayangan Trans7 itu isinya secara terang-terangan melecehkan bahkan menghina pesantren, menghina tokoh-tokoh pesantren, yang juga tokoh yang dimuliakan oleh NU. Menghina hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai mulia yang dipegang teguh oleh dunia pesantren,” ujar Gus Yahya dalam keterangannya.

Ia menambahkan, isi tayangan tersebut telah menyinggung perasaan dan membangkitkan kemarahan warga Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia.

“Karena jelas penghinaan-penghinaan yang dilakukan dalam tayangan Trans7 tersebut sangat menyinggung dan membangkitkan amarah bagi kalangan pesantren dan warga NU pada umumnya,” tegasnya.

Sebagai tindak lanjut, PBNU menuntut pihak Trans7 dan induk perusahaannya, Trans Corporation, untuk segera bertanggung jawab dan mengambil langkah nyata atas kerusakan sosial yang ditimbulkan. Lembaga hukum PBNU juga telah diarahkan untuk menempuh jalur hukum dalam menyikapi kasus ini.

Baca Juga:  Puan Maharani Bantah Isu Gaji DPR Naik Jadi Rp100 Juta: Hanya Diganti Uang Rumah

“Langkah-langkah konkret akan diambil agar kasus ini diselesaikan dengan baik dan sesuai koridor hukum,” jelas Gus Yahya.

Meski demikian, ia mengimbau seluruh warga Nahdliyin agar tetap tenang dan tidak kehilangan semangat dalam berkhidmat di tengah ujian ini.

“Bahwa di luar sana ada pihak-pihak yang tidak suka kepada pesantren, tidak suka kepada NU, menentang nilai-nilai yang dimuliakan oleh pesantren, semua itu tidak boleh mengendorkan semangat kita untuk berkhidmat dengan ikhlas,” pesannya.

Tidak hanya itu, tokoh muda pesantren seperti Romzi Ahmad dan Ulinnuha Lazulfaa menyuarakan kekecewaan mereka terhadap tayangan tersebut.

Akun komunitas seperti NU Garis Lucu, Santri Keren, dan Cah Pondok juga ikut menyebarkan seruan dari AIS Nusantara yang menuntut permintaan maaf terbuka dari CT Corp dan Trans7 dalam waktu 1×24 jam.

Tagar #BoikotTrans7 pun menggema di berbagai platform digital, menjadi simbol perlawanan moral dari kalangan santri terhadap tayangan yang dianggap telah merendahkan martabat kiai dan dunia pesantren.***