banner 728x90
banner 728x90
Kabar Pro

Mahasiswa KKN 79 UINSA Sulap Limbah Jadi Pupuk dan Briket, Warga Probolinggo Antusias

×

Mahasiswa KKN 79 UINSA Sulap Limbah Jadi Pupuk dan Briket, Warga Probolinggo Antusias

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa KKN 79 UIN Surabaya tengah menjalankan pengabdian di Desa Prasi, Kecamatan Gading./ bolinggo.co

PROBOLINGGO,- Desa Prasi, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, dikenal sebagai “Desa Pinang” karena deretan pohon pinang yang tumbuh subur di sepanjang jalannya.

Namun, di balik julukan manis itu, ada satu sisi yang tak banyak disorot yakni limbah kulit pinang yang berserakan dan kerap menimbulkan bau tak sedap.

Masalah ini tak luput dari perhatian mahasiswa KKN 79 UIN Sunan Ampel Surabaya yang tengah menjalankan pengabdian di desa tersebut.

Saat menelusuri jalan desa, para mahasiswa melihat limbah kulit pinang menumpuk di pinggir jalan tanpa pengolahan berarti. Dari sanalah ide inovatif itu lahir yakni mengubah limbah menjadi berkah.

Setelah serangkaian diskusi, uji coba, dan riset mandiri, mahasiswa KKN 79 memutuskan untuk mengolah limbah kulit pinang menjadi dua produk ramah lingkungan sekaligus bernilai jual,

Pupuk Organik Cair (POC) dan BioBriket. Inovasi ini tak sekadar tinggal di kertas, namun diwujudkan dalam pelatihan terbuka untuk warga desa.

Sabtu pagi, 19 Juli 2025, halaman Balai Desa Prasi dipenuhi oleh warga dari berbagai kalangan diantaranya perangkat desa, ibu-ibu PKK dan Posyandu, para santri Pondok Robithatul Qur’an, hingga warga umum yang ingin belajar langsung dari mahasiswa.

Acara dimulai pukul 09.30 WIB dengan sambutan dan pemutaran video after movie proses pembuatan POC. Warga tampak antusias menyaksikan bagaimana limbah kulit pinang bisa diolah menjadi cairan berguna untuk pertanian organik.

Baca Juga:  Polisi Grebek Rumah Warga di Probolinggo Pembuat Bahan Peledak

Selanjutnya, dua pemateri dari mahasiswa KKN 79 secara bergantian menjelaskan proses pembuatan POC dan BioBriket secara langsung.

Tak hanya menjelaskan, mereka juga melibatkan volunteer dari warga untuk ikut praktik yakni menimbang bahan, mencampur, dan mengaduk larutan fermentasi.

Suasana pelatihan terasa hidup. Salah satu warga bahkan menguji briket hasil buatan mahasiswa dengan cara yang uni yakni ia menyalakan rokok menggunakan BioBriket itu.

“Lhah, ini bisa banget buat ganti arang kalau pas masak besar!” ujarnya, disambut gelak tawa dan anggukan setuju warga lainnya.

Setelah semua sesi selesai, peserta pelatihan mendapatkan hasil POC dan briket secara gratis sebagai bentuk uji coba sekaligus kenang-kenangan. Respons warga pun luar biasa positif. Salah satu ibu dari kelompok PKK berharap pelatihan seperti ini dapat diperluas.

“Kalau bisa diadakan lagi untuk seluruh warga, biar semua bisa ikut belajar dan mencoba langsung,” ucapnya penuh semangat.

Kegiatan ini ditutup dengan foto bersama, lalu seruan penuh semangat yang menggema di ruang pelatihan “UMKM KUAT, PRASI HEBAT!”

Bagi mahasiswa KKN 79, inovasi ini bukan sekadar proyek KKN. Mereka berharap, pelatihan ini menjadi langkah awal bagi Desa Prasi menuju kemandirian lingkungan dan ekonomi.

Limbah yang dulunya jadi masalah, kini menjadi sumber solusi dan potensi usaha yakni dari desa, oleh desa, dan untuk desa.