PROBOLINGGO,- Aksi protes mewarnai lingkungan Pemkot Probolinggo. Kali ini, LSM Harimau mendatangi kantor Wali Kota untuk mempertanyakan penebangan pohon dalam proyek revitalisasi Alun-Alun dan perbaikan trotoar di Jalan Soekarno-Hatta hingga Jalan Panglima Sudirman, Selasa (28/10/2025).
Ketua LSM Harimau, Arif Billah, menilai bahwa arah pembangunan di Kota Probolinggo semakin jauh dari prinsip ramah lingkungan.
“Kami prihatin. Pembangunan seharusnya tidak mengorbankan pohon-pohon yang menjadi paru-paru kota. Fakta di lapangan tidak sejalan dengan semangat menjaga lingkungan dan kesejahteraan warga,” tegasnya.
Menurut Arif, penebangan puluhan pohon yang dilakukan kontraktor proyek menunjukkan lemahnya pengawasan dari Pemkot. Ia juga menagih janji politik Wali Kota dr. Aminudin yang sebelumnya berkomitmen menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Probolinggo dr. Aminudin mengaku telah menerima laporan dan akan menindaklanjutinya.
“Dari rencana awal hanya 57 pohon yang akan ditebang, namun realisasinya mencapai 159 pohon. Ini jelas perlu klarifikasi dan evaluasi,” ujarnya.
Pemkot, kata Aminudin, akan meminta pertanggungjawaban kontraktor atas penebangan berlebih dan kerusakan taman. Pihaknya juga berjanji akan memperketat pengawasan di proyek-proyek berikutnya agar kasus serupa tidak terulang.
“Masukan dari masyarakat dan LSM sangat penting agar pembangunan di Kota Probolinggo semakin transparan, akuntabel, dan berpihak pada kepentingan publik,” tambahnya.
Aksi LSM Harimau ini menjadi peringatan keras bagi Pemkot Probolinggo untuk menyeimbangkan ambisi pembangunan dengan upaya menjaga lingkungan. Sebab, di tengah panasnya isu perubahan iklim, keberadaan pohon di kawasan perkotaan menjadi hal yang tak bisa ditawar.***















