JEMBER,- Semangat baru mewarnai sektor pertanian di Kabupaten Probolinggo. Para generasi muda kini mulai melirik pertanian sebagai jalan hidup yang menjanjikan, bahkan sebagai pintu masuk ke pasar ekspor.
Hal ini terlihat dari kunjungan Ketua DKC Garda Bangsa Kabupaten Probolinggo, Mohammad Badrul Kamal, ke PT Mitratani Dua Tujuh (Mitratani27) di Jember.
Dalam lawatan itu, Badrul tidak sendiri. Ia didampingi oleh Bendahara Umum Panji Bangsa Probolinggo, Taufiq Hidayatullah, dan petani muda inspiratif asal Probolinggo, Manis Paswedan.
Ketiganya datang untuk belajar langsung tentang praktik pertanian modern dan sistem kemitraan ekspor yang telah sukses dijalankan oleh Mitratani27 perusahaan pionir dalam budidaya edamame dan okra di Indonesia.
“Kita harus ubah cara pandang tentang petani. Ini bukan profesi rendahan. Justru, petani adalah penjaga masa depan bangsa, pengendali ketahanan pangan,” tegas Badrul Kamal Senin (23/6/2025).
Menurutnya, anak muda Probolinggo harus merasa bangga menjadi petani, apalagi di tengah krisis pangan global yang mulai mengintai.
Badrul juga mengapresiasi model kemitraan yang diterapkan oleh Mitratani27, yang membuka ruang luas bagi para petani milenial untuk berkembang.
“Kalau dikelola dengan ilmu, teknologi, dan jejaring yang tepat, pertanian bisa menjadi penggerak utama ekonomi desa. Ini sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo soal kemandirian dan ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Rombongan diajak menyaksikan langsung proses pengolahan dan pengemasan edamame serta okra yang akan dikirim ke pasar internasional. Mereka juga berdialog dengan manajemen Mitratani27 terkait peluang kolaborasi untuk membuka ruang kemitraan dengan petani muda dari Probolinggo.
Senada dengan Badrul, Taufiq Hidayatullah menyebut bahwa Garda Bangsa dan Panji Bangsa tengah menyusun program strategis untuk mendorong keterlibatan pemuda di sektor pertanian.
“Kami tidak hanya fokus pada pelatihan. Ke depan, kami siapkan program inkubasi bisnis tani, fasilitasi permodalan, hingga membuka pintu kemitraan industri seperti ini,” jelasnya.
Bagi Manis Paswedan, kunjungan ini menjadi pengalaman berharga yang memperluas cara pandangnya tentang pertanian.
“Kita harus buktikan bahwa petani muda bisa sejahtera. Bukan sekadar bertahan hidup, tapi juga berkontribusi besar untuk negeri,” tuturnya dengan semangat.
Program ini menjadi bagian dari inisiatif Petani Milenial Probolinggo Berdaya, sebuah gerakan lokal yang diusung Garda Bangsa dan Panji Bangsa sebagai respons atas menurunnya regenerasi petani dan peluang besar di sektor pertanian ekspor.