banner 728x90
banner 728x90
News

Diteriaki Hoaks Soal Etanol, Menteri Bahlil Tetap Santai di Depan Mahasiswa UMM

×

Diteriaki Hoaks Soal Etanol, Menteri Bahlil Tetap Santai di Depan Mahasiswa UMM

Sebarkan artikel ini
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, diteriaki “hoaks” oleh sejumlah mahasiswa saat pembukaan Tanwir XXXIII DPP IMM di Dome Universitas Muhammadiyah Malang./ Foto: Istimewa

MALANG,- Suasana pembukaan Tanwir XXXIII Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (29/10/2025), sempat memanas.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, diteriaki “hoaks” oleh sejumlah mahasiswa.

Scrol Kebawah Untuk Baca
banner 728x90
ADVERTORIMENT

Peristiwa itu terjadi ketika Bahlil tengah menjelaskan kebijakan pemerintah terkait pencampuran etanol pada bahan bakar Pertalite sebagai upaya menurunkan emisi karbon dan mengurangi impor BBM.

Namun, alih-alih tersulut emosi, Bahlil justru menanggapinya dengan santai dan nada bercanda.

“Adek-adek mahasiswa, etanol ini bahan bakunya dari jagung, tebu, dan singkong. Pencampuran etanol dengan Bensin (Pertalite) itu untuk menurunkan emisi,” ujar Bahlil di hadapan peserta Tanwir IMM.

Ia menjelaskan bahwa kebijakan campuran etanol dalam bahan bakar (bioetanol) bukanlah hal baru, melainkan sudah diterapkan di banyak negara.

“Di Amerika sudah E20, di Brasil E85, di India E30, dan di Thailand sudah mandatori E20. Jadi ini bukan hal baru,” katanya.

Baca Juga:  GAKI Jatim Curigai TPPU Pengusaha Rokok Ilegal

Menurut Bahlil, tudingan hoaks yang beredar di media sosial terkait isu etanol justru datang dari pihak-pihak yang tidak menginginkan kebijakan pengurangan impor bahan bakar diterapkan.

“Kalau kita campur dengan etanol, impor bensin akan berkurang. Otomatis ruang kerja importir juga berkurang, dan mereka tidak mau itu,” tegasnya.

Bahlil menambahkan, penggunaan etanol sebagai campuran bahan bakar tidak hanya hasil riset dalam negeri, tetapi sudah menjadi praktik umum di banyak negara maju. Ia menilai, kebijakan tersebut penting untuk menuju transisi energi bersih dan kemandirian energi nasional.

Menanggapi reaksi mahasiswa, Bahlil bahkan menantang untuk menggelar diskusi terbuka membahas isu tersebut secara ilmiah.

“Silakan teman-teman Cipayung Plus bikin diskusi, saya datang. Kita adu argumentasi pakai data, enggak ada masalah,” ucapnya disambut tepuk tangan sebagian peserta.***