JAKARTA,- Jika dulu mikroplastik hanya jadi masalah di laut dan makanan, kini partikel kecil itu bahkan turun bersama air hujan. Penelitian terbaru BRIN mengungkap, air hujan di wilayah Jakarta sudah mengandung mikroplastik partikel plastik berukuran sangat kecil yang ikut terbawa angin lalu jatuh kembali ke bumi.
Temuan ini menandakan bahwa mikroplastik sudah menjadi bagian dari siklus lingkungan, berpindah dari darat dan laut, naik ke atmosfer, lalu turun lagi bersama hujan.
“Fenomena Ini Perlu Diwaspadai, Bukan Ditakuti”
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa keberadaan mikroplastik dalam air hujan tidak otomatis menjadikan air tersebut berbahaya.
“Fenomena ini perlu diwaspadai, bukan ditakuti. Ini sinyal bahwa partikel plastik sudah tersebar sangat luas di sekitar kita,” ujarnya, dikutip, Senin (3/11/2025).
Menurut Aji, mikroplastik bisa masuk ke tubuh manusia lewat makanan, minuman, maupun udara.
Garam dapur, seafood, air minum dalam kemasan, hingga debu perkotaan bisa menjadi jalur paparan sehari-hari tanpa disadari.
Efek Jangka Panjang Masih Diteliti
Sejumlah penelitian menunjukkan, paparan mikroplastik dalam jangka panjang berpotensi memicu peradangan jaringan tubuh.
Kandungan bahan kimia seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates yang menempel pada partikel plastik juga diduga dapat mengganggu sistem hormon, reproduksi, dan perkembangan janin.
Namun, hingga kini belum ada bukti ilmiah kuat yang menunjukkan mikroplastik secara langsung menyebabkan penyakit tertentu.
“Paparan pada populasi umum masih tergolong rendah, tapi ini tetap jadi alarm bagi kita semua,” ujar Aji.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diimbau untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menjaga kebersihan lingkungan, serta tidak membakar sampah plastik.
Aji juga mengingatkan pentingnya menggunakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan, terutama saat udara kering atau setelah hujan, bukan karena air hujannya berbahaya, melainkan untuk mengurangi paparan debu dan polusi yang mungkin mengandung mikroplastik.
Selain itu, masyarakat bisa ikut berperan dengan:
- Membawa botol minum isi ulang,
- Menggunakan tas belanja kain atau jaring,
- Memilah sampah sejak dari rumah.
“Langkah kecil ini penting untuk menekan jumlah plastik di lingkungan agar tidak semakin banyak mikroplastik terbentuk di masa depan,” tegas Aji.
Apa Itu Mikroplastik?
Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter hingga satu mikrometer. Ukurannya yang sangat kecil membuatnya sulit terurai dan mudah berpindah dari udara ke tanah hingga ke air.
Ada dua jenis mikroplastik:
Mikroplastik primer, yaitu partikel kecil yang memang diproduksi sejak awal, misalnya microbeads pada kosmetik atau sabun cuci muka.
Mikroplastik sekunder, yang berasal dari pecahan plastik besar seperti kantong belanja, botol minum, atau jaring nelayan yang hancur di alam.
Temuan ini menjadi pengingat bahwa masalah plastik kini tak lagi hanya di darat atau laut, melainkan sudah mengitari kita bahkan dari langit.
Langkah sederhana di rumah bisa jadi kunci untuk menjaga bumi tetap bersih, sebelum partikel plastik benar-benar menguasai setiap tetes hujan yang turun.***















