PROBOLINGGO,- BPBD Kota Probolinggo menggelar Musyawarah Besar Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB). Kegiatan ini berlangsung di Puri Manggala Bhakti, Kantor Wali Kota Probolinggo.
Sebanyak 60 peserta hadir dari unsur dunia usaha, organisasi masyarakat, relawan, akademisi, hingga media massa. Keterlibatan berbagai pihak ini menunjukkan penguatan kolaborasi pentahelix dalam penanggulangan bencana di kota tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Probolinggo, Boedi Harjanto, menyampaikan bahwa pengurangan risiko bencana membutuhkan pemahaman masyarakat dan koordinasi lintas sektor.
“Upaya pengurangan risiko bencana diarahkan pada peningkatan pemahaman masyarakat, penguatan sinergi pentahelix, dan optimalisasi koordinasi antar pemangku kepentingan,” ujarnya.
Boedi menambahkan bahwa kerja sama antara BPBD dan FPRB harus terus diperkuat agar penanganan bencana berjalan lebih efektif dan efisien.
“Dengan kolaborasi yang lebih baik antara pemerintah daerah dan FPRB, pelaksanaan pencegahan maupun penanganan bencana dapat berlangsung lebih efektif,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin memberikan apresiasi atas pelaksanaan Mubes tersebut. Ia menyebut kondisi geografis Kota Probolinggo masih memiliki keberuntungan tersendiri.
“Kita patut bersyukur karena tekanan cuaca di wilayah kita mampu dinetralisir oleh angin Gending. Ini adalah anugerah, namun bukan alasan untuk lengah,” katanya.
Aminuddin menegaskan bahwa mitigasi tetap menjadi fokus utama. Menurutnya, pencegahan akan jauh lebih baik dibanding penanganan setelah bencana terjadi.
“Pencegahan adalah kata kunci. Sinergi semua elemen akan melahirkan kolaborasi yang harmonis, tanggap, dan tangguh dalam menghadapi bencana,” tegasnya.
Mubes ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat strategi, kesiapan, dan ketangguhan Kota Probolinggo dalam menghadapi berbagai potensi bencana di masa depan.***















