BOLINGGODOTCO,- Lalat sering kali dianggap serangga yang menjijikkan dan kerap menjadi biang penyebar penyakit. Namun, yang sebenarnya berbahaya bukanlah lalat itu sendiri, melainkan tempat-tempat yang sering mereka datangi.
Ketika lalat hinggap di makanan, mereka bukan hanya meninggalkan jejak kaki yang penuh kuman, tapi juga bisa saja bertelur di sana. Telur lalat berwarna putih pucat dan berukuran sangat kecil, sehingga sulit dilihat dengan mata telanjang. Akibatnya, tanpa disadari, telur tersebut bisa ikut tertelan bersama makanan.
Melansir dari laman Halodoc, tertelannya telur atau larva lalat dapat memicu kondisi yang disebut intestinal myiasis. Ini adalah gangguan yang terjadi ketika larva lalat bertahan hidup di saluran pencernaan manusia. Meskipun jarang terjadi, kondisi ini tetap perlu diwaspadai.
Biasanya, intestinal myiasis tidak menimbulkan gejala serius. Namun pada beberapa kasus, penderitanya dapat mengalami sakit perut, mual, muntah, hingga diare.
Pemeriksaan tinja pun sering kali tidak mendeteksi adanya larva, karena sebagian besar telur lalat tidak mampu bertahan hidup lama di dalam tubuh manusia.
Jadi, jika makananmu sempat dihinggapi lalat, kamu tidak perlu langsung panik. Selama lalat hanya singgah sebentar, risiko penularan penyakit relatif kecil bagi orang yang sehat.
Namun, beda cerita jika lalat tersebut hinggap dalam waktu lama. Semakin lama mereka berada di atas makanan, semakin besar kemungkinan lalat buang kotoran, muntah, atau bahkan bertelur di sana. Nah, di situlah risiko kesehatan mulai meningkat.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, pastikan makanan selalu tertutup dengan baik, terutama saat disajikan di luar ruangan.
Tutup pintu dan jendela agar lalat tidak mudah masuk ke rumah. Selain itu, jaga kebersihan lingkungan dengan rutin membuang sampah dan membersihkan tempat yang berpotensi menjadi sarang lalat.
Dengan langkah sederhana tersebut, kamu bisa tetap menikmati makanan dengan tenang tanpa khawatir “bonus” tak terlihat dari serangga yang satu ini.***















