PROBOLINGGO,- Pemkab Probolinggo resmi meluncurkan Akademi Pengentasan Kemiskinan, sebuah inisiatif strategis yang dirancang untuk mempercepat penanganan kemiskinan melalui pendekatan terpadu dan berbasis kolaborasi.
Peluncuran akademi ini menjadi tonggak penting dalam upaya Pemkab Probolinggo membangun sistem penanggulangan kemiskinan yang tidak hanya berfokus pada bantuan sosial, tetapi juga pada penguatan kapasitas masyarakat agar mampu mandiri secara ekonomi.
Bupati Probolinggo, dr. Mohammad Haris, menyampaikan bahwa lahirnya Akademi Pengentasan Kemiskinan merupakan langkah besar menuju perubahan nyata di tingkat akar rumput.
“Kami sangat bahagia dengan lahirnya Akademi Pengentasan Kemiskinan ini. Selanjutnya, kami akan merangkai langkah-langkah konkret untuk mengatasi seluruh persoalan kemiskinan di Kabupaten Probolinggo,” ujar Bupati Haris, Sabtu (11/10/2025).
Menurutnya, penanganan kemiskinan tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah daerah. Ia menegaskan pentingnya keterlibatan semua elemen masyarakat dalam membangun solidaritas sosial.
“Persoalan ini tidak bisa diselesaikan hanya oleh Bupati, Wakil Bupati, atau jajaran pemerintah. Masyarakat pun memiliki kewajiban moral yang sama untuk berkhidmat, berpartisipasi, dan bergerak bersama,” tambahnya.
Sebagai bagian dari strategi besar, Pemkab Probolinggo saat ini juga tengah memperkuat tiga rumah besar pembangunan daerah seperti Satgas Kemiskinan, Satgas IPM, dan Satgas Infrastruktur.
Ketiga satuan tugas ini akan bekerja secara terintegrasi berdasarkan skala prioritas yang telah dipetakan pemerintah.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Ramliyanto, yang turut hadir dalam peluncuran tersebut, menyampaikan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap langkah progresif ini.
“Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mendukung penuh pelaksanaan akademi ini, karena sejalan dengan misi nasional untuk mempercepat pengentasan kemiskinan melalui pendekatan pembelajaran berbasis dampak,” jelas Ramliyanto.
Akademi Pengentasan Kemiskinan ini diharapkan tidak hanya menjadi wadah pelatihan, tetapi juga menjadi pusat inovasi sosial yang memadukan pengetahuan, kolaborasi lintas sektor, serta praktik nyata di lapangan untuk menekan angka kemiskinan di Kabupaten Probolinggo secara berkelanjutan.***