PROBOLINGGO,- Bupati Probolinggo, dr. Mohammad Haris atau yang akrab disapa Gus Haris, menjenguk seorang santri yang menjadi korban dalam peristiwa runtuhnya mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo.
Santri bernama Haikal itu kini tengah menjalani perawatan intensif usai menjalani amputasi kaki akibat tertimpa reruntuhan bangunan mushala tersebut.
Dalam kunjungannya, Gus Haris menyampaikan rasa empati dan dukacita yang mendalam kepada keluarga korban. Ia juga memberikan semangat kepada Haikal agar tetap tegar dan tidak kehilangan semangat untuk meraih cita-citanya.
“Ini musibah yang bisa terjadi di mana saja. Kami datang untuk menguatkan, memastikan kondisi fisik dan psikologis Haikal baik serta menjamin pendidikannya ke depan,” ujar Gus Haris, Kamis (9/10/2025).
Bupati menegaskan, Pemerintah Kabupaten Probolinggo akan terus mendampingi proses pemulihan Haikal, baik dari sisi medis maupun psikologis.
“Kami ingin Haikal tumbuh kuat dan tetap semangat mengejar cita-citanya. Pemerintah Kabupaten Probolinggo siap mendampingi proses pemulihannya,” imbuhnya.
Usai menjenguk, Gus Haris bersama rombongan juga meninjau langsung lokasi musala Pondok Pesantren Al Khoziny, tempat Haikal sebelumnya terjebak selama tiga hari bersama dua rekannya yang meninggal dunia akibat insiden tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr. Hariawan Dwi Tamtomo, memastikan bahwa kondisi Haikal kini sudah stabil dan terus membaik.
“Kondisi Haikal kini stabil dan terus membaik. Pemerintah daerah telah menyiapkan program trauma healing yang akan dilakukan secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, setelah Haikal dipulangkan dari rumah sakit, pendampingan akan dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari tenaga medis, psikolog, dan psikiater agar proses pemulihan berjalan optimal.
“Setelah pulang dari rumah sakit, Haikal akan mendapat pendampingan dari tim medis, psikolog, dan psikiater agar bisa pulih secara fisik dan mental,” kata dr. Hariawan.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh bolinggo.co, total korban yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan mencapai 171 orang, terdiri atas 104 korban selamat dan 67 korban meninggal dunia, termasuk delapan di antaranya potongan tubuh yang masih dalam proses identifikasi oleh tim DVI.
Tragedi ini menjadi duka mendalam bagi dunia pendidikan dan pesantren di Jawa Timur. Pemerintah daerah berharap kejadian serupa tidak terulang kembali dan seluruh pihak memperhatikan aspek keselamatan bangunan di lingkungan pendidikan.***